Ingin Kerja Di Startup? Ini 6 Ciri Kandidat Yang Dilirik Perusahaan Startup

Diperbarui 21 Mar 2024 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Seiring perkembangan tren pencarian kerja, masuk perusahaan startup kini jadi pilihan yang semakin diminati oleh lulusan baru. Umumnya, para lulusan baru langsung berfokus pada persiapan CV agar dapat kesempatan untuk interview. Mulai dari mencari template CV dan contoh resume yang paling apik, sampai menata poin-poin penjelasan terkait pengalaman organisasi dan data diri. Lalu selain CV, apalagi ya yang perlu disiapkan untuk bisa diterima bekerja di perusahaan startup?

    Perbedaan signifikan antara perusahaan startup dan konvensional dalam merekrut karyawan terlihat pada syarat yang harus dipenuhi. Perusahaan konvensional biasanya menjadikan IPK sebagai filter pertama, tidak jarang juga almamater jadi faktor pendukung. Di sisi lain, perusahaan startup justru tidak menjadikan IPK sebagai patokan.

    Bahkan, yang punya pengalaman kerja profesional tidak linear sekalipun bisa saja diterima dan bekerja di posisi yang cukup baik. Salah satu resepnya adalah cara kamu membuat perusahaan startup tersebut tahu dan bisa melihat bahwa kamu memang punya kapasitas dalam bidang tersebut. Berikut ini ciri-ciri kandidat yang diincar oleh perusahaan startup!

    Baca Juga: 8 Tokoh Inspiratif Indonesia yang Mendominasi Dunia Startup

    1. Punya  semangat bekerja

    ide bisnis mahasiswa

    © Pipteach.com

    Drive, drive, drive. Kemauan dan greget dalam bekerja adalah salah satu ciri yang dicari perusahaan startup saat akan merekrut karyawan. Bagi kamu yang tidak suka jika harus pulang lewat dari jam 5 sore, diganggu dengan meeting di hari Minggu, atau enggan mengerjakan yang tidak termasuk dalam deskripsi kerja, kemungkinan besar kamu tidak akan cocok bekerja di sebuah startup. Saling back up pekerjaan juga akan jadi hal yang lumrah jika kamu masuk startup, maka kamu yang memang mau untuk terus bersemangat dan tidak ragu dengan situasi tadi bisa berusaha agar ciri tersebut bisa dilihat oleh pihak rekruter.

    2. Bisa beradaptasi dengan kultur perusahaan

    berpengaruh di tempat kerja

    © Pexels.com

     

    Pimpinan perusahaan konvensional atau kalau di Indonesia, sekelas BUMN tidak terlalu ambil pusing dengan kemampuan pegawai yang direkrut untuk bersosialisasi dengan timnya. Jauh lebih penting skill dan modal kecerdasan teori dibanding kemampuan anggota baru untuk beradaptasi. Singkatnya, suka tidak suka ya harus ikut kultur di instansi tersebut.

    Lain cerita dengan perusahaan startup, kecocokan antara calon staf yang akan direkrut dengan kultur yang sudah terbentuk menjadi penting. Alasannya juga realistis, karena dalam startup yang notabenenya lebih kecil dibanding perusahaan yang sudah besar, ada beberapa founder yang sudah menanamkan kultur dan kebiasaan.

    Berurusan dengan orang yang itu-itu saja membuat tiap individu dalam sebuah startup sudah punya kultur dalam proses kerja. Tentu saja saat ada member baru, para pekerja dan founder mengingkan seseorang yang bisa menyesuaikan diri dan berkontribusi dalam kultur yang sudah ada. Sesorang yang dapat membawa perubahan baik yang akan jadi kultur baru, tanpa harus menutup diri dengan kebiasaan yang sudah tercipta sebelumnya.

    3. Keinginan untuk terus belajar

    kandidat perusahaan startup

    © Freepik.com

    Ciri kandidat incaran perusahaan startup selanjutnya adalah lulusan yang tidak menutup diri dengan perubahan. Keberadaan startup yang tidak bisa dijamin umurnya adalah salah satu alasan para rekruter lebih mencari kandidat dengan keinginan besar untuk belajar. Bisa saja untuk menghadapi persaingan pasar perusahaan startup harus mengubah workflow atau melakukan efisiensi. Jika kamu tidak siap untuk belajar hal baru dan mau menerima banyak informasi, akan sulit bagi kamu untuk berfungsi dengan optimal di sebuah perusahaan startup.

    4. Hadir dengan ide brilian

    one on one meeting adalah herworld com

    © Herworld.com

    Di perusahaan startup akan banyak kesempatan untuk kamu menuangkan ide-ide gila untuk kepentingan perusahaan. Ide gila dalam konteks ini berarti punya dasar pemikiran yang hampir jarang terbayangkan oleh orang pada umumnya. Perusahaan startup akan mencari kandidat yang bisa berpikir kritis, berani mempertanyakan tapi juga datang dengan pemikiran baru yang segar. Lulusan yang punya pola pikir kritis dan punya ide brillian tidak selalu punya IPK tinggi, maka itu perusahaan startup tidak menjadikan poin yang tertera pada ijazahmu sebagai alat validasi kemampuan berpikir.

    Masih di tahap wawancara, lalu bagaimana cara memperlihatkannya? Kamu bisa tuliskan di CV pengalaman yang menunjukkan critical thinking dan hasil dari eksekusi yang dilakukan saat itu. Kalau kamu lebih detil dalam mencari info, saat wawancara ungkapkan gagasan yang kamu punya dengan cara yang tepat agar tidak terkesan sok tahu. Hal ini akan mencuri sedikit perhatian rekruter dan bisa jadi menambah poin plus dalam hasil interview kamu.

    5. Rendah hati

    © Freepik.com

    Kelemahan para pencari kerja kadang timbul sebagai batu sandungan untuk bisa lolos seleksi. Dalam konteks perusahaan startup misalnya, kamu tidak perlu terlalu sibuk show off dengan segala latar belakang yang mungkin kamu anggap akan menjadi poin plus di mata rekruter. Faktanya nanti, di perusahaan startup kamu pasti akan berbuat salah, tidak mendapatkan hasil sesuai yang diperkirakan atau juga salah dalam proses kerja. Terlebih lagi akan banyak momen “collecting garbage” di bulan-bulan pertama kamu kerja di sebuah perusahaan startup.

    Bersikap rendah hati akan memudahkan kamu untuk dipilih bergabung oleh rekruter karena dianggap akan mudah diberi masukan dan arahan saat ada kesalahan. Sementara orang yang terlalu menonjolkan karakternya dan tidak mau merendahkan hati, akan lebih sulit untuk diberi arahan oleh atasan atau anggota tim yang lain.

    6. Passionate

    kompetensi teknis

    © Pexels.com

    Melengkapi karakter diri yang penuh dengan greget dalam bekerja, pasti akan lebih baik hasilnya jika dijalankan dengan passionate. Kalau bekerja di perusahaan startup (bidang tertentu) memang sudah kamu idamkan sejak zaman masih skripsian, ditambah lagi dengan bidang yang memang kamu sukai dan sudah pernah mencoba masuk ke dalamnya, akan lebih besar lagi kemungkinan kamu direkrut.

    Pendiri startup adalah saksi hidup dari orang yang sukses merealisasikan ide bisnisnya, maka saat wawancara tunjukkan passion kamu untuk bergabung. Salah satu caranya dengan bicarakan awal kamu menemukan perusahaan startup tersebut, ketertarikan pada produk yang dikeluarkan, atau menghadiri event yang salah satu pembicaranya adalah founder perusahaan startup yang kamu ingin masuki. That small things matter.

    Baca Juga: 7 Alasan Kamu perlu Kerja di Startup Minimal Sekali Seumur Hidup

    Ternyata tidak terlalu rumit kan ciri yang dicari perusahaan startup pada tiap kandidat yang melamar? Bahkan hal-hal sederhana seperti keinginan untuk terus belajar dan kerendahan hati jadi poin yang akan dipertimbangkan oleh rekruter perusahaan startup.

    Yuk mulai karirmu di perusahaan startup impianmu dengan sign up ke Glints sekarang juga!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 3

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait