6 Tanda bahwa Kamu belum Mencapai Work-life Balance

Diperbarui 04 Apr 2022 - Dibaca 7 mnt

Isi Artikel

    Work-life balance perlu, lho. Sudah sering dengar kan, banyak kasus ketika seseorang workaholic atau gila kerja, dan akhirnya kehidupannya berantakan. Bekerja memang baik, untuk mengaplikasikan yang kita pelajari, berkarya, dan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Di tempat kerja pun kita bisa menikmati yang kita hadapi, mulai dari pekerjaan kita, sampai rekan-rekan kerja, atasan, dan lingkungan yang menyenangkan.

    Tapi yang harus diingat, di luar kantor dan urusan pekerjaan, kita masih punya kehidupan lho. Kesehatan, hobi, sampai orang-orang terdekat kita adanya di luar tumpukan pekerjaan dan di balik laptop kita. Yang perlu diingat, setiap orang memiliki kadar work-life balance masing-masing. Yang menurut satu orang sudah seimbang, ternyata menurut yang lainnya belum tentu. Atau menurutmu, kamu sudah work-life balance, ternyata belum, hati-hati, lho. Kalau kamu masih bertanya-tanya apakah sudah work-life balance atau belum, coba deh lihat keenam tanda ini, ada padamu tidak?

    Baca Juga: 8 Cara Mengatur Waktu yang Efektif untuk Mencapai Work-Life Balance

    1. Terus menerus kelelahan dan sakit

    work-life balance

    © healthspikes.com

    Kalau kamu terus mengeluhkan masalah kesehatanmu, bisa jadi ini salah satu tanda kamu belum punya work-life balance. Coba cek pola makan, tidur, dan istirahat yang kamu punya. Kalau kamu terlalu asik bekerja, biasanya waktu makan dan tidur akan berantakan, terlebih aktivitas olahraga. Terlebih kalau sedang sibuk dan kamu tidak punya work-life balance yang baik, tentunya kamu akan “ngotot” di depan laptop sampai pekerjaanmu selesai. Jadilah badanmu yang menjadi “korban”nya, karena tidak diberikan kebutuhannya.

    Sesibuk apa pun kamu, usahakan makan dan istirahat tidak boleh dilewatkan, agar bisa work-life balance. Istirahat paling tidak 15-20 menit di waktu makan siang, dan menyantap makananmu tidak ada salahnya lho. Sebisa mungkin, hindari makan di depan laptop, atau di meja kerjamu. Di saat kurang istirahat, kamu bisa ambil waktu untuk tidur singkat di sela-sela pekerjaanmu, dua sampai 30 menit. Terakhir, kamu bisa manfaatkan berbagai cara untuk berolahraga, misalnya berjalan kaki ke kantor, atau memilih naik tangga, dibanding naik lift.

    2. Lebih emosional

    work-life balance

    © ayselidanismanlik.com

    Kesehatan badan yang tidak kamu jaga akibat tidak adanya work-life balance, akan berdampak pula pada kesehatan emosionalmu. Dengan pekerjaan yang begitu banyak dan tubuh yang kurang asupan, biasanya kamu cenderung akan lebih mudah marah dan mengeluh. Rekan kerjamu hanya salah sedikit saja, kamu bisa meledak-ledak memarahinya. Ibaratnya, kamu seperti bukan dirimu sendiri ketika tidak punya work-life balance.

    Solusinya, coba perbanyak ambil waktu untuk bersyukur atas pekerjaan dan hidupmu ya. Pikirkan hal-hal baik dan positif agar mood-mu lebih baik dan bisa work-life balance. Jika ingin marah, coba tahan dirimu dan tarik napas dalam-dalam, lalu lepaskan perlahan. Dengan tenang, coba kelola emosimu agar tidak terjadi hal yang akan kamu sesali nantinya.

    3. Tidak bisa bersantai

    work-life balance

    © rd.com

    Tanda berikutnya bahwa kamu belum work-life balance adalah, kamu tidak ingat kapan terakhir kali kamu bersantai. Pekerjaan yang begitu banyak membuatmu bahkan tidak bisa “bernapas” di akhir minggu. Di akhir minggu itu, minggu tersebut pun belum berakhir buatmu. Kamu masih mengerjakan ini dan itu di waktu yang seharusnya kamu beristirahat. Jika memang ini yang terjadi, berarti kamu belum mencapai work-life balance nih.

    Kalau sudah begini, coba mulai prioritaskan dirimu di atas pekerjaanmu. Sibuk yang “sehat” di hari Senin sampai Jumat sangat diperbolehkan, terlebih untuk tanggung jawab yang kamu punya. Tapi ketika akhir minggu datang, coba untuk benar-benar manfaatkan waktu istirahat. Dengan begitu, kamu bisa memiliki work-life balance, dan kamu pun lebih fit untuk memulai kembali pekerjaanmu di hari Senin.

    Baca Juga: 8 TED Talks untuk Anak Muda tentang Kebahagiaan dan Kesuksesan

    4. Hubungan dengan orang sekitar bermasalah

    work-life balance

    © urbanette.com

    Hubungan yang bermasalah dengan orang sekitar juga bisa menjadi salah satu tanda kamu belum mencapai work-life balance. Sibuknya kamu dengan pekerjaan yang kamu miliki juga bisa menjauhkan kamu dengan orang sekitar. Dibanding berkumpul dengan keluarga dan teman-teman, kamu lebih memilih bekerja dengan laptopmu, bahkan saat waktu kumpul bersama.

    Coba mulai sempatkan diri untuk meluangkan waktu berkumpul bersama orang-orang terdekatmu, agar kamu punya work-life balance. Bekerjalah secara maksimal selama di kantor, jadi saat di luar kantor, kamu bisa punya kualitas hubungan yang baik dengan orang-orang di sekitarmu ya. Jangan sampai sudah susah payah membuat janji, pada saat berkumpul kamu masih sibuk dengan pekerjaanmu.

    5. Terus mengecek email

    work-life balance

    © forbes.com

    Kamu langsung bergerak secepat kilat begitu handphone berbunyi? Kamu sering me-refresh email-mu, dan gelisah jika tidak ada e-mail yang masuk? Hati-hati, ini bisa jadi salah satu tanda kamu belum punya work-life balance. Pekerjaanmu jadi “ikut” masuk dalam kehidupan sehari-hari yang kamu miliki.

    Orang lain boleh saja mengirim e-mail padamu pada jam berapa pun, saat mereka ingat apa yang ingin mereka katakan. Tapi jika hal tersebut tidak mendesak, kamu boleh kok membalasnya esok hari saat jam kerja dimulai. Kamu bisa mengatur e-mailmu agar ada pesan otomatis, bahwa kamu akan membalas email-mu secepatnya esok hari. Hal-hal inilah yang akan membuatmu memiliki work-life balance.

    6. Merasa tidak memiliki cukup waktu

    work-life balance

    © unstressyourself.com

    Setiap orang memiliki jumlah waktu yang sama, 24 jam. Perbedaannya terletak pada bagaimana kamu mengatur prioritas yang kamu miliki. Merasa waktu selalu kurang, dan tidak bisa membagi waktu antara menyelesaikan pekerjaan, dan kehidupan di luar kantor juga menjadi tanda bahwa kamu belum memiliki work-life balance.

    Kalau sudah begini, coba mulai susun daftar prioritas yang kamu miliki. Mulai dari tugas-tugas apa saja yang harus kamu kerjakan, sampai pertemuan dengan orang-orang terdekatmu, dan waktu untuk kamu bersantai. Dengan begitu, waktumu akan tertata dengan baik, tidak merasa kekurangan waktu, dan kamu mencapai work-life balance.

    Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Stres di Kantor dan lebih Produktif Bekerja

    Apakah keenam tanda itu ada padamu? Kalau jawaban terjujurmu adalah ya, berarti kamu belum memiliki work-life balance, coba atur ulang kehidupanmu. Punya work-life balance dalam kontrolmu merupakan sesuatu yang penting, agar dirimu sendiri dan orang lain tidak menjadi korbannya. Kamu yang tidak punya work-life balance, bekerja berlebihan dan akhirnya sakit pun akhirnya akan menyulitkan rekan kerja dan atasanmu juga. Tentunya kamu tidak mau hal tersebut terjadi kan? Maka dari itu, coba atur kembali prioritas, dan lakukan solusi-solusi yang sudah dijabarkan di atas.

    Bagaimana kalau ternyata pekerjaan yang kita miliki memang banyak? Belajar kelola dengan baik, belajar juga membagi tugas dan melakukan delegasi, percaya sama orang lain. Terkadang, kita sulit percaya pada orang lain, dan semua tugas kita kerjakan sendiri dan akhirnya membuat kita tidak punya work-life balance. Yang pasti, kamu mengenal dirimu sendiri, dan tahu bagaimana cara terbaik untuk mencapai work-life balance tersebut ya.

    Berbagai tips lain soal pekerjaan dan dunia kerjamu, serta berbagai lowongan pekerjaan tersedia di Glints, ayo sign up sekarang!

      Seberapa bermanfaat artikel ini?

      Klik salah satu bintang untuk menilai.

      Nilai rata-rata 0 / 5. Jumlah vote: 0

      Belum ada penilaian, jadi yang pertama menilai artikel ini.

      We are sorry that this post was not useful for you!

      Let us improve this post!

      Tell us how we can improve this post?


      One response to “6 Tanda bahwa Kamu belum Mencapai Work-life Balance”

      1. […] Baca juga: 6 Tanda bahwa Kamu belum Mencapai Work-life Balance […]

      Leave a Reply

      Your email address will not be published. Required fields are marked *

      Artikel Terkait